Terhanyut..
dalam biru tirta bergelombang.
mengapung bersandar.
pada nafas bayu yang tak tentu.
tak kunjung usai.
dalam asing dan samar.
tergolek terambing.
memandang dari dua sisi dunia.
selalu sepasang dan berpasangan.
seiring seirama.
seperti siang dan malam.
selalu ada keindahan diantaranya.
saat kabut tersibak.
kenapa ada senyum pertemuan dan tangis perpisahan?
lautan tak pernah tenang.
namun cakrawala selalu lurus tak bersudut.
lalu tentang batas impian dan harapan?
saat pungguk bernyanyi.
lalu mendung dan hujan.
kemana rembulan itu?
seperti kuncup bunga taman saat dingin menghilang.
lalu angin utara menerjangnya.
kemana bunga dan wangi musim semi?
ditempat impian dirajut dan harapan disusun.
pertanyaan dijawab.
dan pada kenyataanlah pertanyaan diajukan.
tentang jalan bercabang.
saat yang salah untuk memilih.
karena pilihan adalah pasti.
tersakiti atau menyakiti.
lalu kenapa masih ada bingung dan airmata?
dunia terlalu sederhana.
hanya dua sisi..
--------------------------------------------------
under Pandoras tree, August 3rd, 2006
17.04 wib
--------------------------------------------------
Jumat, Januari 04, 2008
Pengampunan-Mu
untuk mentariku, dan penciptanya..
Sesaat sebelum mentari mati, dan tinggalkanku selamanya. Dimana tak kuasa aku menunggunya besok pagi. Dan melihatnya tenggelam di cakrawala.
Terpikir betapa hitamnya aku. Sekarang, dan sampai nanti.. sampai matiku. Tak bisa lagi kusapa mentari. Karena aku tak pantas menyapanya. Dan dia sudah berpaling dariku. Cahayanya, tak lagi membelaiku. Senyumnya.. tak lagi untukku.
Saat dia berpamitan pada duniapun, aku hanyalah bayangan tanpa ujud yang tak terlihat olehnya..
Sebuah kesalahan (mungkin) atau sebuah pembuktian..
Sebuah janji, sebuah pegangan dan prinsip..
Telah aku ingkari dan menyulut murkanya…
Aku begitu malu.. pada lagu yang biasa aku nyanyikan, pada nada yang biasa aku mainkan..
Inginku berlari.. keatap dunia untuk lebih dekat dengannya. Menikmati setiap inci tubuhku yang dibakarnya. Untuk mencerminkan betapa hitamnya aku dan hatiku..
Ini bukan cinta, ini bukan hidup..
Hati sebuah hati kecil yang menangis akan sebuah penyesalan..
Kini.. mentariku pergi.. dan belum saatnya dia kembali padaku..
Untukku..
Belum cukup siksa dan lara yang kupanggul..
Akankah setiaku tunggu pagi esok dan lusa?
Akankah teruas kusapa dia untuk sebuah kata maaf dan pengampunan..??
Akan gelap dan hitamku..
-------------------------------------------
Marlboro 18 B, 3rd floor. July 17th 2006
sesaat sebelum gelap
-------------------------------------------
Sesaat sebelum mentari mati, dan tinggalkanku selamanya. Dimana tak kuasa aku menunggunya besok pagi. Dan melihatnya tenggelam di cakrawala.
Terpikir betapa hitamnya aku. Sekarang, dan sampai nanti.. sampai matiku. Tak bisa lagi kusapa mentari. Karena aku tak pantas menyapanya. Dan dia sudah berpaling dariku. Cahayanya, tak lagi membelaiku. Senyumnya.. tak lagi untukku.
Saat dia berpamitan pada duniapun, aku hanyalah bayangan tanpa ujud yang tak terlihat olehnya..
Sebuah kesalahan (mungkin) atau sebuah pembuktian..
Sebuah janji, sebuah pegangan dan prinsip..
Telah aku ingkari dan menyulut murkanya…
Aku begitu malu.. pada lagu yang biasa aku nyanyikan, pada nada yang biasa aku mainkan..
Inginku berlari.. keatap dunia untuk lebih dekat dengannya. Menikmati setiap inci tubuhku yang dibakarnya. Untuk mencerminkan betapa hitamnya aku dan hatiku..
Ini bukan cinta, ini bukan hidup..
Hati sebuah hati kecil yang menangis akan sebuah penyesalan..
Kini.. mentariku pergi.. dan belum saatnya dia kembali padaku..
Untukku..
Belum cukup siksa dan lara yang kupanggul..
Akankah setiaku tunggu pagi esok dan lusa?
Akankah teruas kusapa dia untuk sebuah kata maaf dan pengampunan..??
Akan gelap dan hitamku..
-------------------------------------------
Marlboro 18 B, 3rd floor. July 17th 2006
sesaat sebelum gelap
-------------------------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)