untuk mentariku, dan penciptanya..
Sesaat sebelum mentari mati, dan tinggalkanku selamanya. Dimana tak kuasa aku menunggunya besok pagi. Dan melihatnya tenggelam di cakrawala.
Terpikir betapa hitamnya aku. Sekarang, dan sampai nanti.. sampai matiku. Tak bisa lagi kusapa mentari. Karena aku tak pantas menyapanya. Dan dia sudah berpaling dariku. Cahayanya, tak lagi membelaiku. Senyumnya.. tak lagi untukku.
Saat dia berpamitan pada duniapun, aku hanyalah bayangan tanpa ujud yang tak terlihat olehnya..
Sebuah kesalahan (mungkin) atau sebuah pembuktian..
Sebuah janji, sebuah pegangan dan prinsip..
Telah aku ingkari dan menyulut murkanya…
Aku begitu malu.. pada lagu yang biasa aku nyanyikan, pada nada yang biasa aku mainkan..
Inginku berlari.. keatap dunia untuk lebih dekat dengannya. Menikmati setiap inci tubuhku yang dibakarnya. Untuk mencerminkan betapa hitamnya aku dan hatiku..
Ini bukan cinta, ini bukan hidup..
Hati sebuah hati kecil yang menangis akan sebuah penyesalan..
Kini.. mentariku pergi.. dan belum saatnya dia kembali padaku..
Untukku..
Belum cukup siksa dan lara yang kupanggul..
Akankah setiaku tunggu pagi esok dan lusa?
Akankah teruas kusapa dia untuk sebuah kata maaf dan pengampunan..??
Akan gelap dan hitamku..
-------------------------------------------
Marlboro 18 B, 3rd floor. July 17th 2006
sesaat sebelum gelap
-------------------------------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar