Buat semuanya yang udah berkunjung kesini..
dengan berat hati, aku mutusin untuk pindah ke wordpress
see it @ http://jelagaku.wordpress.com/
jadi blog ini akan segera dihapus..
terimaksih semuanyah!!
haziran
Kamis, November 27, 2008
Selasa, Juni 03, 2008
Untitled IX
Detik mendelik
Aku berdetik..
kopiku masih, batang asapku masih..
datanglah..
nyamuk-nyamuk binal..
habiskan darahku!
toh kau semua akan mati juga
aku tak semurni kau kira
kenapa matamu berbinar?
ini,
aku buka lenganku
aku buka pahaku
aku buka dadaku
habiskan!!
toh kau akan mati juga
aku tak semerah kau kira
masihkah matamu berbinar?!
------------------------------------------------
Tuban 13 Januari 2008
22.35 wib
------------------------------------------------
Aku berdetik..
kopiku masih, batang asapku masih..
datanglah..
nyamuk-nyamuk binal..
habiskan darahku!
toh kau semua akan mati juga
aku tak semurni kau kira
kenapa matamu berbinar?
ini,
aku buka lenganku
aku buka pahaku
aku buka dadaku
habiskan!!
toh kau akan mati juga
aku tak semerah kau kira
masihkah matamu berbinar?!
------------------------------------------------
Tuban 13 Januari 2008
22.35 wib
------------------------------------------------
Untitled VIII
peri biru, peri bisu
melayang terbang
berpendar
refleksi impian jiwa-jiwa beku
jiwa-jiwa kaku
berderit jika angin mengalun
bak rumpun
lurus, liat, kuat
namun hanya kumpulan ikat
terkulai dalam sendiri
lemah tak bernyali
kemana ilalang?
bernyanyi bergoyang
tentang senandung angin buritan
selalu angin buritan
peri biru
jiwa beku
berdendang riak buritan
'kan tertinggalkan
----------------------------------------
Disebuah perjalanan, 8 Juni 2007
18.13 WIB
----------------------------------------
melayang terbang
berpendar
refleksi impian jiwa-jiwa beku
jiwa-jiwa kaku
berderit jika angin mengalun
bak rumpun
lurus, liat, kuat
namun hanya kumpulan ikat
terkulai dalam sendiri
lemah tak bernyali
kemana ilalang?
bernyanyi bergoyang
tentang senandung angin buritan
selalu angin buritan
peri biru
jiwa beku
berdendang riak buritan
'kan tertinggalkan
----------------------------------------
Disebuah perjalanan, 8 Juni 2007
18.13 WIB
----------------------------------------
Untitled VII
berlalu
menembus waktu
tak bebas
hinggap dan ikut bernafas
seperti lalu
tak tentu
diri datang
diri hilang
kenapa tak pergi?
biasanya sendiri
berlari ke puncak
berteriak!!
disini bisa menari
meski sendiri
dengan serak
kerongkong berkerak
selalu berkata pada tembok tuli dan batu
tentang bebasnya elang dibiru
daripada biri dalam kawanan biri
tak pernah menang dalam sendiri
-------------------------------------------
June 4th,2007
09.34 WIB
-------------------------------------------
menembus waktu
tak bebas
hinggap dan ikut bernafas
seperti lalu
tak tentu
diri datang
diri hilang
kenapa tak pergi?
biasanya sendiri
berlari ke puncak
berteriak!!
disini bisa menari
meski sendiri
dengan serak
kerongkong berkerak
selalu berkata pada tembok tuli dan batu
tentang bebasnya elang dibiru
daripada biri dalam kawanan biri
tak pernah menang dalam sendiri
-------------------------------------------
June 4th,2007
09.34 WIB
-------------------------------------------
Untitled VI
cinta adalah sepi..
cinta adalah mati..
sepenggal tapak panjang kehidupan..
bukan,
bukan semuanya..
mari pergi..
mari mati..
cerita tak lalu biarlah sepi..
biarlah sendiri..
kemurung jingga,
menjelaga lalu hitam..
bergerak,
berarak..
memenuhi langit hati..
semakin hitam dan kelam..
dan kemana cahaya?!
berpendar..
berpendar..
namun luruh runtuh..
masih berfikir tentang cinta?!
matilah dengannya..
---------------------------------------
JetisNet PC 28, May 30th 2007.
02.33 WIB
---------------------------------------
cinta adalah mati..
sepenggal tapak panjang kehidupan..
bukan,
bukan semuanya..
mari pergi..
mari mati..
cerita tak lalu biarlah sepi..
biarlah sendiri..
kemurung jingga,
menjelaga lalu hitam..
bergerak,
berarak..
memenuhi langit hati..
semakin hitam dan kelam..
dan kemana cahaya?!
berpendar..
berpendar..
namun luruh runtuh..
masih berfikir tentang cinta?!
matilah dengannya..
---------------------------------------
JetisNet PC 28, May 30th 2007.
02.33 WIB
---------------------------------------
Rabu, Mei 28, 2008
Untitled IV
Setapak jalan,
Berlumut..
terbias kabut temaram
dan senyap akan rembulan pemalu
kadang,
terlalu berhati-hati melangkah
biarkan setiap kesempatan terlewati
tanpa berani menggenggam batang mawar berduri
ketika ingin mencium kuncupnya
hanya membau dari batas pengecut
naif memandangnya tertiup angin
dan membiarkan terombang-ambing tanpa memberinya pegangan
seperti nahkoda yang tak kembangkan layar
meski angin membelai lembut
takut akan Badai?!
lalu seperti embun..
datang,menyejukkan dan segera lenyap tak tersisa..
---------------------------------------------------------------
GKB I, UMM. 5th Floor..
Jan 4th 2007
---------------------------------------------------------------
Berlumut..
terbias kabut temaram
dan senyap akan rembulan pemalu
kadang,
terlalu berhati-hati melangkah
biarkan setiap kesempatan terlewati
tanpa berani menggenggam batang mawar berduri
ketika ingin mencium kuncupnya
hanya membau dari batas pengecut
naif memandangnya tertiup angin
dan membiarkan terombang-ambing tanpa memberinya pegangan
seperti nahkoda yang tak kembangkan layar
meski angin membelai lembut
takut akan Badai?!
lalu seperti embun..
datang,menyejukkan dan segera lenyap tak tersisa..
---------------------------------------------------------------
GKB I, UMM. 5th Floor..
Jan 4th 2007
---------------------------------------------------------------
Untitled III
hanya ingin mengerti
betapa diri begitu ingin
lupakan sebuah cerita
yang
terekam dalam impuls disudut masa
hanya coba berlari
tuk benahi hati
juga hari
yang
sempat tercecer saat terseok
mencari sepotong keyakinan akan jiwa yang rapuh
hanya bicara
namun tak jua berbuat
saat kerinduan tiba
selalu tepiskan galau yang datang dikesepianku
hanya ingin percaya
namun tak menyerah pada takdir
yang
hanya menyisakan sedikit waktuku..
------------------------------------------------
utk Dian, terimakasih.
------------------------------------------------
betapa diri begitu ingin
lupakan sebuah cerita
yang
terekam dalam impuls disudut masa
hanya coba berlari
tuk benahi hati
juga hari
yang
sempat tercecer saat terseok
mencari sepotong keyakinan akan jiwa yang rapuh
hanya bicara
namun tak jua berbuat
saat kerinduan tiba
selalu tepiskan galau yang datang dikesepianku
hanya ingin percaya
namun tak menyerah pada takdir
yang
hanya menyisakan sedikit waktuku..
------------------------------------------------
utk Dian, terimakasih.
------------------------------------------------
untitled II
lalu akupun terbang..
bersama sayap mungilku..
yang telah tumbuh..
disampingku ada merpati perak berekor kipas
tersenyum saat menoleh dan menyalipku..
awan itu telah dekat..
katanya...
dibaliknya ada jawaban atas mimpimu semalam...
suatu masa..
bersama waktu..
sayapmu akan sempurna
dan ekormu akan menjuntai
dan setiap hempasannya
seperti badai musim dingin..
dan dirimu akan menyalipku kembali..
lalu dia semakin menjauh..
ekornya bagaikan bulan separuh yang berpendar
sama seperti mimpiku
tentang bulan berpendar diatas awan..
--------------------------------------------------
tentang angan, sebentar lagi...
--------------------------------------------------
bersama sayap mungilku..
yang telah tumbuh..
disampingku ada merpati perak berekor kipas
tersenyum saat menoleh dan menyalipku..
awan itu telah dekat..
katanya...
dibaliknya ada jawaban atas mimpimu semalam...
suatu masa..
bersama waktu..
sayapmu akan sempurna
dan ekormu akan menjuntai
dan setiap hempasannya
seperti badai musim dingin..
dan dirimu akan menyalipku kembali..
lalu dia semakin menjauh..
ekornya bagaikan bulan separuh yang berpendar
sama seperti mimpiku
tentang bulan berpendar diatas awan..
--------------------------------------------------
tentang angan, sebentar lagi...
--------------------------------------------------
Rabu, Februari 06, 2008
Sendiri.. (dalam gelap dan hitamku)
sepi..
seperti sendiri ditengah hingar
terdiam seperti karang
namun tak tegar dihantam gelombang
begitu rapuh
begitu rentan
untuk jatuh dan meratap
saat punggung-punggung langit memendar
menebar hitam akan mendung
seperti jiwa lepas
bebas
mengembara menembus batas
antara hitam dan putih
antara gelap dan terang
ditempat jauh tak tergapai
merasakan
mencumbu
kesendirian dalam gelap dan hitamku
inginku terbang
meluahkan rasa
seperti angin menaikkan awan
keatas
menghilang, lenyap dan tanpa sisa
inginku hujan
membasuh hati berjelaga
tercuci dan berpendar
bak mutiara ditangan bidadari mungil yang telah terbunuh
inginku badai
hancurkan
ratakan
menghilang dan tanpa sisa
untuk aku dan diriku
namun
masih sepi
dan sendiri dalam gelap dan hitamku
aku
enggan berdiri
tak mengulur tangan
pada hingar disekitar
pada angin berhembus
pada hujan membasuh
inginku pergi
merasakan sepi
dan sendiri dalam gelap dan hitamku
---------------------------------------
@ Lovina Beach. Sept 4th, 2006
07.42 WITA
---------------------------------------
seperti sendiri ditengah hingar
terdiam seperti karang
namun tak tegar dihantam gelombang
begitu rapuh
begitu rentan
untuk jatuh dan meratap
saat punggung-punggung langit memendar
menebar hitam akan mendung
seperti jiwa lepas
bebas
mengembara menembus batas
antara hitam dan putih
antara gelap dan terang
ditempat jauh tak tergapai
merasakan
mencumbu
kesendirian dalam gelap dan hitamku
inginku terbang
meluahkan rasa
seperti angin menaikkan awan
keatas
menghilang, lenyap dan tanpa sisa
inginku hujan
membasuh hati berjelaga
tercuci dan berpendar
bak mutiara ditangan bidadari mungil yang telah terbunuh
inginku badai
hancurkan
ratakan
menghilang dan tanpa sisa
untuk aku dan diriku
namun
masih sepi
dan sendiri dalam gelap dan hitamku
aku
enggan berdiri
tak mengulur tangan
pada hingar disekitar
pada angin berhembus
pada hujan membasuh
inginku pergi
merasakan sepi
dan sendiri dalam gelap dan hitamku
---------------------------------------
@ Lovina Beach. Sept 4th, 2006
07.42 WITA
---------------------------------------
LOST..!!!
Hitam..
Kelam..
Berkabut dan sepi..
Sendiri..
Berlari..
Namun tak ingin mati..
Kemana..
Membawa..
Beban ini..
Hanya dinding..
Keras..
dan Tuli..
Ingin Pergi..
Ke batas dunia..
sendiri..
dan menyepi..
berharap semua berubah..
saat kembali..
seandainya bisa..
kembali..
-------------------------------------------------------
@ Plank-Plunk internet & Cafe, August 30th, 2006.
PC 14, 02.36 WIB
-------------------------------------------------------
Kelam..
Berkabut dan sepi..
Sendiri..
Berlari..
Namun tak ingin mati..
Kemana..
Membawa..
Beban ini..
Hanya dinding..
Keras..
dan Tuli..
Ingin Pergi..
Ke batas dunia..
sendiri..
dan menyepi..
berharap semua berubah..
saat kembali..
seandainya bisa..
kembali..
-------------------------------------------------------
@ Plank-Plunk internet & Cafe, August 30th, 2006.
PC 14, 02.36 WIB
-------------------------------------------------------
Jumat, Januari 04, 2008
Tentang dua sisi dunia
Terhanyut..
dalam biru tirta bergelombang.
mengapung bersandar.
pada nafas bayu yang tak tentu.
tak kunjung usai.
dalam asing dan samar.
tergolek terambing.
memandang dari dua sisi dunia.
selalu sepasang dan berpasangan.
seiring seirama.
seperti siang dan malam.
selalu ada keindahan diantaranya.
saat kabut tersibak.
kenapa ada senyum pertemuan dan tangis perpisahan?
lautan tak pernah tenang.
namun cakrawala selalu lurus tak bersudut.
lalu tentang batas impian dan harapan?
saat pungguk bernyanyi.
lalu mendung dan hujan.
kemana rembulan itu?
seperti kuncup bunga taman saat dingin menghilang.
lalu angin utara menerjangnya.
kemana bunga dan wangi musim semi?
ditempat impian dirajut dan harapan disusun.
pertanyaan dijawab.
dan pada kenyataanlah pertanyaan diajukan.
tentang jalan bercabang.
saat yang salah untuk memilih.
karena pilihan adalah pasti.
tersakiti atau menyakiti.
lalu kenapa masih ada bingung dan airmata?
dunia terlalu sederhana.
hanya dua sisi..
--------------------------------------------------
under Pandoras tree, August 3rd, 2006
17.04 wib
--------------------------------------------------
dalam biru tirta bergelombang.
mengapung bersandar.
pada nafas bayu yang tak tentu.
tak kunjung usai.
dalam asing dan samar.
tergolek terambing.
memandang dari dua sisi dunia.
selalu sepasang dan berpasangan.
seiring seirama.
seperti siang dan malam.
selalu ada keindahan diantaranya.
saat kabut tersibak.
kenapa ada senyum pertemuan dan tangis perpisahan?
lautan tak pernah tenang.
namun cakrawala selalu lurus tak bersudut.
lalu tentang batas impian dan harapan?
saat pungguk bernyanyi.
lalu mendung dan hujan.
kemana rembulan itu?
seperti kuncup bunga taman saat dingin menghilang.
lalu angin utara menerjangnya.
kemana bunga dan wangi musim semi?
ditempat impian dirajut dan harapan disusun.
pertanyaan dijawab.
dan pada kenyataanlah pertanyaan diajukan.
tentang jalan bercabang.
saat yang salah untuk memilih.
karena pilihan adalah pasti.
tersakiti atau menyakiti.
lalu kenapa masih ada bingung dan airmata?
dunia terlalu sederhana.
hanya dua sisi..
--------------------------------------------------
under Pandoras tree, August 3rd, 2006
17.04 wib
--------------------------------------------------
Pengampunan-Mu
untuk mentariku, dan penciptanya..
Sesaat sebelum mentari mati, dan tinggalkanku selamanya. Dimana tak kuasa aku menunggunya besok pagi. Dan melihatnya tenggelam di cakrawala.
Terpikir betapa hitamnya aku. Sekarang, dan sampai nanti.. sampai matiku. Tak bisa lagi kusapa mentari. Karena aku tak pantas menyapanya. Dan dia sudah berpaling dariku. Cahayanya, tak lagi membelaiku. Senyumnya.. tak lagi untukku.
Saat dia berpamitan pada duniapun, aku hanyalah bayangan tanpa ujud yang tak terlihat olehnya..
Sebuah kesalahan (mungkin) atau sebuah pembuktian..
Sebuah janji, sebuah pegangan dan prinsip..
Telah aku ingkari dan menyulut murkanya…
Aku begitu malu.. pada lagu yang biasa aku nyanyikan, pada nada yang biasa aku mainkan..
Inginku berlari.. keatap dunia untuk lebih dekat dengannya. Menikmati setiap inci tubuhku yang dibakarnya. Untuk mencerminkan betapa hitamnya aku dan hatiku..
Ini bukan cinta, ini bukan hidup..
Hati sebuah hati kecil yang menangis akan sebuah penyesalan..
Kini.. mentariku pergi.. dan belum saatnya dia kembali padaku..
Untukku..
Belum cukup siksa dan lara yang kupanggul..
Akankah setiaku tunggu pagi esok dan lusa?
Akankah teruas kusapa dia untuk sebuah kata maaf dan pengampunan..??
Akan gelap dan hitamku..
-------------------------------------------
Marlboro 18 B, 3rd floor. July 17th 2006
sesaat sebelum gelap
-------------------------------------------
Sesaat sebelum mentari mati, dan tinggalkanku selamanya. Dimana tak kuasa aku menunggunya besok pagi. Dan melihatnya tenggelam di cakrawala.
Terpikir betapa hitamnya aku. Sekarang, dan sampai nanti.. sampai matiku. Tak bisa lagi kusapa mentari. Karena aku tak pantas menyapanya. Dan dia sudah berpaling dariku. Cahayanya, tak lagi membelaiku. Senyumnya.. tak lagi untukku.
Saat dia berpamitan pada duniapun, aku hanyalah bayangan tanpa ujud yang tak terlihat olehnya..
Sebuah kesalahan (mungkin) atau sebuah pembuktian..
Sebuah janji, sebuah pegangan dan prinsip..
Telah aku ingkari dan menyulut murkanya…
Aku begitu malu.. pada lagu yang biasa aku nyanyikan, pada nada yang biasa aku mainkan..
Inginku berlari.. keatap dunia untuk lebih dekat dengannya. Menikmati setiap inci tubuhku yang dibakarnya. Untuk mencerminkan betapa hitamnya aku dan hatiku..
Ini bukan cinta, ini bukan hidup..
Hati sebuah hati kecil yang menangis akan sebuah penyesalan..
Kini.. mentariku pergi.. dan belum saatnya dia kembali padaku..
Untukku..
Belum cukup siksa dan lara yang kupanggul..
Akankah setiaku tunggu pagi esok dan lusa?
Akankah teruas kusapa dia untuk sebuah kata maaf dan pengampunan..??
Akan gelap dan hitamku..
-------------------------------------------
Marlboro 18 B, 3rd floor. July 17th 2006
sesaat sebelum gelap
-------------------------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)